PENGALAMAN MULTIKULTURALISME UMAT MUSLIM DI NEGARA BARAT: STUDI PERBANDINGAN ANTARA PRANCIS DAN AMERIKA SERIKAT

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan pengalaman umat Muslim dalam konteks multikulturalisme di dua negara Barat, yakni Prancis dan Amerika Serikat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif-komparatif dan analisis data sekunder, studi ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan negara, wacana publik, serta interaksi sosial memengaruhi integrasi dan identitas umat Muslim sebagai minoritas. Prancis, dengan tradisi sekularisme (laïcité), cenderung menekankan asimilasi budaya, yang tercermin dalam larangan penggunaan simbol keagamaan di ruang publik. Sebaliknya, Amerika Serikat menerapkan model multikulturalisme yang lebih inklusif, dengan perlindungan hukum atas kebebasan beragama sebagai bagian dari keragaman budaya. Temuan menunjukkan bahwa umat Muslim di AS memiliki ruang lebih terbuka untuk berekspresi secara religius, meskipun tetap menghadapi tantangan seperti stereotip dan diskriminasi. Sementara itu, umat Muslim di Prancis lebih sering mengalami marginalisasi institusional akibat kebijakan negara yang kurang akomodatif terhadap ekspresi agama. Studi ini menyoroti pentingnya model multikulturalisme yang menjunjung keadilan sosial dan kebebasan identitas keagamaan dalam masyarakat majemuk, serta menyarankan pendekatan kebijakan yang lebih kontekstual dan empatik terhadap komunitas Muslim di Barat.