PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOXIC RELATIONSHIP PADA REMAJA

Maylar Gurning, Dirgantari Pademme, Novita Mansoben, Inggerid Agnes Manoppo

Abstract


Manusia merupakan mahluk sosial yang saling membutuhkan dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Anak usia remaja sering terjebak dalam hubungan yang tidak sehat atau  disebut toxic relationship, baik itu hubungan dengan teman atau sahabat,  saudara, orang tua bahkan lingkungannya. Toxic relationship pada masa remaja sering dilakukan dalam bentuk kekerasan dalam beracaran yang merupakan masalah yang sering terjadi dan meluas di masyarakat. Bukti menunjukkan bahwa adanya kekerasan dalam berpacaran (KDP) sudah semakin meluas. Data menunjukkan bahwa rata-rata KDP dalam lingkup siswa SMA dan mahasiswa adalah 22% dan 32%. Fakta yang didapat setelah survei kepada 300 remaja, bahwa satu dari lima remaja mengalami kekerasan seksual, sedangkan dari sejumlah 8.234 kasus yang ditangani oleh Lembaga Layanan Mitra Komnas Perempuan, kekerasan dalam pacaran menempati posisi kedua dengan 1.309 kasus, sebagai jenis kekerasan terhadap perempuan yang ditangani oleh Lembaga Layanan Mitra Komnas Perempuan sepanjang tahun 2021. Oleh karena itu pemberian edukasi terkait toxic relationship dapat memberikan masukan dan pengetahuan pada remaja tentang bahaya dan dampak yang ditimbulkan dari hubungan yang toxic. Metode pelaksanaan pengabdian dengan memberikan pre dan post test untuk mengukur pengetahuan remaja tentang toxic relationship. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukan peningkatkan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Keywords


remaja, toxic relationship

Full Text:

PDF

References


Denanti, I. A., & Wardani, S. Y. (2020). Pengaruh komunikasi interpersonal dan interaksi teman sebaya terhadap kepercayaan diri dalam berpendapat Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling, 3(1), 111–118. http://prosiding.unipma.ac.id/index.php/SN BK/article/view/1412

Dewi Inra Yani, dkk., (2021). Analisis Perbedaan Komponen Cinta Berdasarkan Tingkat Toxic relationship. Jurnal Psikologi Karakter: Universitas Bosowa, Vol. 1 No. 1

Hou, J., Jiang, Y., Chen, S., Hou, Y., Wu, J., & Fan, N. (2019). Addictive Behaviors Reports Cognitive mechanism of intimate interpersonal relationships and loneliness in internet-addicts : An ERP study. Addictive Behaviors Reports, https://doi.org/10.1016/j.abrep.2019.10020 9

Humas UGM, “Pakar UGM: Waspada Hubungan ToxicDi kalangan Remaja” https://www.ugm.ac.id/id/berita/20943-pakar-ugm-waspadahubungan-toxic-di-kalangan-remaja

Julianto, V., Cahayani, R. A., Sukmawati, S., Saputra, E., & Aji, R. (2020). Hubungan antara Harapan dan Harga Diri Terhadap Kebahagiaan pada Orang yang Mengalami Toxic relationship dengan Kesehatan Psikologis. Jurnal Psikologi Integratif, 8(1), 103–115

Komnas Perempuan. (2021). Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, diakses pada tanggal 17 Oktober 2021 pada laman web https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/catahu-2020-komnas-perempuan

Rokom. (2019). Perlu Kepedulian untuk Kendalikan Masalah Kesehatan Jiwa. Sehatnegeriku.Kemkes.Go.Id.https://sehatn egeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/2019 0304/1029618/perlu-kepeduliankendalikan-masalah-kesehatan-jiwa/

Vivi Riski A. (2020). Upaya Resiliensi Pada Remaja Dalam Mengatasi Toxic relationship Yang Terjadi Dalam Hubungan Pacaran. Skripsi IAIN Purwokerto.

Vuja Syafrianti Alhidayah, “Toxic”, E-jurnal sendratasik, Vol.8 No. 3 Seri C, Maret 2020




DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jpm.v6i3.878-883

Refbacks

  • There are currently no refbacks.