PENINGKATAN WAWASAN SEKSI KELUARGA DALAM PENDAMPINGAN KELUARGA

Yohanes Driyanto, Yasintha Soelasih

Abstract


Perkawinan sebaiknya tidak dapat diceraikan. Karena itu setiap rumah tangga harus mempertimbangkan perkawinan mereka dengan hati-hati. Gereja selalu mendukung kebaikan perkawinan melalui seksi keluarga. Tujuannya adalah membantu keluarga-keluarga mengupayakan status kehidupan mereka dipelihara dalam semangat dan dikembangkan ke arah kesempurnaan. Komunikasi merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam keutuhan rumah tangga. Dalam kehidupan rumah tangga perlu adanya pendampingan sehingga dapat memperkuat kehidupan mereka. Karena itu dibutuhkan seksi keluarga. Seksi itu terdiri dari orang-orang Awam yang dengan senang hati melibatkan diri dalam pelayanan bagi keluarga-keluarga. Untuk memungkinkan mereka memenuhi tugasnya dengan tepat, Dekanat Utara (beberapa paroki yang secara koordinatif disatukan) mengadakan pembinaan tahap demi tahap bagi calon atau anggota baru. Kepada mereka dilakukan asesmen mengenai pemahaman mereka mengenai perkawinan untuk menentukan kelayakan mereka untuk pelayanan.  Kenyataan bahwa usia perkawinan mereka antara 7 sampai 48 tahun menunjukkan bahwa mereka memenuhi syarat untuk pelayanan tersebut. Kebanyakan dari mereka memahami perkawinan dan dengan sukarela ingin bergabung dalam seksi itu.  Hanya dua patisipan yang tidak menyukai seksi ini.


Keywords


pelayanan pastoral; hidup perkawinan; semangat kristiani; keluarga; komunikasi

Full Text:

PDF

References


Concilio Vaticano II. (1987). Apostolicam Actuositatem. In I Documenti Del Concilio Vaticano II (pp. 411–447). Figlie Di San Paolo.

Concilio Vaticano II. (1995). Gaudium Et Spes. In Documentos del Concilio Vaticano II (9th ed., pp. 171–288). Libreria Editrice Vaticana.

Driyanto, Y. (2021). Tujuan, Identitas dan Misi Perkawinan Katolik (2nd ed.). Obor.

Driyanto, Y., Raharso, T., & Warsono, A. T. E. (2024). Kitab Hukum Kanonik (6th ed.). Konferensi Waligereja Indonesia.

Driyanto, Y., & Soelasih, Y. (2021). Main Factors of Nullity of Marriage in the Catholic Church of Bogor Diocese. Komunitas, 13(1), 1–12. https://doi.org/10.15294/komunitas.v13i1.29038

Driyanto, Y., & Soelasih, Y. (2023). Shaping Factor of the Normative Behavior of the Catholic Believers. Humaniora, 14(2), 121–130. https://doi.org/10.21512/humaniora.v14i2.8795

Driyanto, Y., & Soelasih, Y. (2024a). Pendampingan Dalam Mengenali dan Mengatasi Godaan Bagi Anggota PUKAT di Indonesia. Minda Baharu, 8(1), 201–213. https://doi.org/10.33373/jmb.v8i1.6155

Driyanto, Y., & Soelasih, Y. (2024b). People’s Behavior towards the Celebration of the Eucharist in the Catholic Church. Komunitas:InternationalJournalofIndonesianSocietyandCulture, 16(1), 37–51. https://doi.org/DOI: 10.15294/komunitas.v16i1.275

Driyanto, Y., & Soelasih, Y. (2024c). Profesionalisme Guru Dengan Semangat Mgr. Geise Dalam Mendidik Siswa Gen-Z. Martabe Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(2), 755–761. https://doi.org/10.31604/jpm.v7i2.755-761

Hollenbach, D. (2020). Welcoming Refugees and Migrants: Catholic Narratives and the Challenge of Inclusion. Annals of the American Academy of Political and Social Science, 690(1), 153–167. https://doi.org/10.1177/0002716220936608

Ladini, R. (2022). Religious and conspiracist? An analysis of the relationship between the dimensions of individual religiosity and belief in a big pharma conspiracy theory. Rivista Italiana Di Scienza Politica, 52(1), 33–50. https://doi.org/10.1017/ipo.2021.15

Lembaga Alkitab Indonesia. (2023). Alkitab Deuterokanonika (2nd ed.). Lembaga Alkitab Indonesia.

Paolo II, G. (1995). Familiaris Consortio (26th ed.). Grafiche Pavoniane Artigianelli-Milano.




DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jpm.v8i4.1597-1607

Refbacks

  • There are currently no refbacks.