PEMETAAN RUTE WISATA PARTISIPATIF : SINERGI PENGUATAN KAPASITAS POKDARWIS DAN PROMOSI WISATA KELURAHAN KEMUMU, BENGKULU UTARA

Panji Anom Ramawangsa, Atik Prihatiningrum

Abstract


Kelurahan Kemumu lekat dengan adat istiadat dan budaya Jawa karena sebagian besar masyarakat yang bermukim di Kelurahan Kemumu sejak 1935 berasal dari Banyumas dan sekitarnya. Berdasarkan observasi awal ditemukan beberapa permasalahan seperti belum adanya rute kegiatan wisata yang terintegrasi antar atraksi wisata, belum adanya pemetaan data potensi budaya dan sosial kehidupan masyarakat yang berpotensi menjadi atraksi wisata yang terintegrasi dengan atraksi wisata alam yang telah dikenal, perlu adanya pengoptimalan keterlibatan masyarakat terkait pengelolaan destinasi wisata serta beberapa produk dan kegiatan yang berpotensi atraksi wisata seperti tata kehidupan, cara bertani, produk lokal seperti produk anyaman bambu, dan produk kuliner lokal khas Banyumas seperti grontol, cenil, cimplung, gatot, tiwul yang hanya dapat dijumpai di Pasar Selasa Kemumu. Pemetaan potensi atraksi wisata dengan pendekatan partisipatif sangat perlu dilakukan secara partisipatif sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode sosialisasi dan simulasi pengenalan pemetaan partisipatif serta pendampingan pemetaan rute wisata untuk peningkatan kapasitas pokdarwis di Kelurahan Kemumu. Hasil yang didapat dari kegiatan pemetaan rute wisata partisipatif adalah leaflet wisata dan peta kelurahan ukuran A1 untuk dipergunakan sebagai pihak terkait untuk mempromosikan wisata lokal.


Keywords


Atraksi Wisata, Banyumas, Kemumu, Pemetaan Partisipatif, Wisata

Full Text:

PDF

References


Adli, M. (2012). Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Kearifan Lokal Sektor Perikanan. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 309-321 No 57, Th XIV.

Carter, R., & Beeton, J. (2014). A model of cultural change and tourism. Asia Pacific Journal of Tourism Research, 423-442.

Dewi, N. A., & Dewi, L. L. (2016). Paket Wisata Pedesaan “ Become Pangsanian" Di Desa Wisata Pangsan, Petang , Badung. ANALISIS PARIWISATA 16[1], 35-51.

Hapsari, H., & Cahyono, A. (2014). Pemetaan Partisipatif Potensi Desa (Studi Kasus: Desa Selopatak, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojoker. GEOID Vol.10 No.01, 99-103.

Kemenparekraf/Baparekraf RI. (2021, Februari 26). Desa Wisata Terus Tumbuh Sebagai Pariwisata Alternatif. Retrieved Maret 23, 2021, from Website Resmi Kemenparekraf / Baparekraf Republik Indonesia: https://www.kemenparekraf.go.id/Kebijakan/Desa-Wisata-Terus-Tumbuh-Sebagai-Pariwisata-Alternatif

Mustofa, B. M. (2019). Urgensi Penguatan Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Pengembangan Wisata Perdesaan. SOSIOGLOBAL : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi, Vol. 4, No.1, 1-11.

Tallo, A. J. (2016). Pemetaan Partisipatif, Solusi Pembangunan Desa Kerengas Secara Berkelanjutan. Seminar Nasional Peran Geospasial dalam Membingkai NKRI (pp. 139-148). Cibinong: Badan Informasi Geospasial.

Tirasattayapitak, S., Chaiyasain, C., & Beeton, R. (2015). The impacts of nature-based adventure tourism on children in a Thai village. Tourism Management Perspectives, 122-127.




DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jpm.v6i4.1179-1187

Refbacks

  • There are currently no refbacks.