PENTINGNYA KESIAPAN KONSELOR DALAM PROSES KONSELING

Alnetia Dwi Kamirsa Amria, Yeni Karneli, Rezki Hariko

Sari


Konseling adalah upaya untuk memberikan bantuan melalui proses interaksi pribadi antara konselor dan konseli dengan tujuan membantu konseli memahami dirinya, lingkungannya, membuat keputusan, dan menetapkan tujuan, sehingga konseli merasa bahagia dan berperilaku dengan baik atau konseli yang beralih dari KES-T ke KES. Dalam proses pelaksanaan konseling diperlukannya seorang konselor yang profesional, maka konselor hendaknya memiliki kesiapan baik dari segi fisik, materi dan psikis sebelum melaksanaan proses konseling. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan konselor dalam konseling, termasuk keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi tentang diri sendiri serta kekuatan konsep. Mereka yang dapat memberikan contoh adalah konselor profesional. Salah satu kompetensi yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah kualitas pribadi mereka. Ini karena konselor harus mampu menunjukkan diri mereka secara asli, tepat, dan signifikan, serta membangun hubungan interpersonal yang baik untuk memastikan bahwa layanan yang mereka tawarkan berhasil. Kualitas pribadi konselor sangat penting untuk mencapai tujuan konseling karena hubungan yang dibangun antara konselor dan klien merupakan inti dari proses terapeutik konseling. Penulisan artikel ini bertujuan menjelaskan pentingnya kesiapan konselor dalam pelaksanaan proses konseling yang baik serta tujuan dari konseling tercapai. Dalam artikel ini, metode yang digunakan tinjauan kepustakaan, atau studi literatur, dilakukan dengan menggunakan buku dan hasil penelitian yang relevan dengan pentingnya kesiapan konselor untuk melakukan konseling dengan baik.

Kata Kunci


Kesiapan Konselor

Teks Lengkap:

PDF

Referensi


Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu, dkk. (2022). Kesiapan Dan Diagnosis Dalam Konseling Dan Psikoterapi. EFFECT : Jurnal Kajian Konseling. Vol. 1, No. 3.

Bertolino, B. (2018). Effective Counseling and Psychotherapy: An Evidence-Based Approach. New York: Springer Publishing Company.

Brammer, L. M., & Shostrom, E. L. (1982). Therapeutic Psychology: Fundamental of Counseling and Psychoterapy. Wellington: Whitehall Books Limited.

Febriya, R. W. (2014). Survei tentang persepsi dan kesiapan konselor terhadap bimbingan dan konseling berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Surabaya Selatan. (Sarjana Skripsi), State University of Surabaya, Surabaya.

Hajati, K. (2012). Pengembangan Kompetensi Konselor Sekolah Menengah Atas menurut Standar Kompetensi Konselor Indonesia (Studi Berdasarkan Profil Diskrepansi Kompetensi Aktual dengan Kompetensi Standar pada Konselor SMA Negeri di Wilayah X). INSIGHT: Jurnal Bimbingan Konseling, 1(1), 20-32.

Hartini, S., Bhakti, C. P., & Rodhiyya, Z. A. (2021). Kesiapan Teknologi Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling. Paper presented at the Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling, Universitas Ahmad Dahlan.

Hikmawati, F. (2016). Bimbingan dan konseling: Rajawali Press. Iswari, M. (2008). Konseling Kecakapan Hidup Anak Berkebutuhan Khusus. Kurniawan, N. A. (2020). Profesionalitas konselor selama pandemi Covid-19. Paper presented at the Prosiding Seminar Bimbingan Dan Konseling.

Lia Mita Syahri, dkk. (2022). Kesiapan Konselor Dalam Proses Konseling Yang Berhasil. JUBIKOPS: Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi. 2 (2), 82 – 91.

Maya Dirta, C., & Utami, R. D. (2019). Kesiapan Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UMS dalam Melaksanakan Layanan Konseling di Sekolah Dasar. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nengseh, P. R., &

Mappiare, A. (2008). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Murdock, N. L. (2004). Theories of Counseling and Psychotherapy: A Case ApproachNo Title. Pearson Education.

Muhroji, M. (2022). Kesiapan Mahasiswa PGSD Sebagai Calon Guru Konselor. Jurnal Basicedu, 6(3), 5030–5036.

Padil, P., & Nashruddin, N. (2021). Implementasi layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling dan Psikologi, 1(1), 25-36.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 66 C.F.R. (2013).

Prayitno. (2017). Konseling Profesional Yang Berhasil: Layanan dan Kegiatan Pendukung. Jakarta: Rajawali Pers.

Prayitno., & Erman, A. (2008). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Rakhmawati, D. (2017). Konselor sekolah abad 21: tantangan dan peluang. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 3(1).

Rezki Hariko. (2016). Ilmu Bimbingan dan Konseling, Nilai dan Kesejahteraan Individu: Studi Literatur. Jurnal IICET, 4 (2),118-123.

Rezki Hariko. (2017). Landasan Filosofis Keterampilan Komunikasi Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling. 2(2), 41-49.

Riswanto, D. (2019). Peran Konselor dalam Mereduksi Tingkat Kenakalan Remaja di Kabupaten Pandeglang. Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang), 10(2), 171–181.

Saam, Z. (2014). Psikologi Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Zed, M. (2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.




DOI: http://dx.doi.org/10.31604/ristekdik.2023.v8i3.405-411

Article Metrics

Sari view : 2722 times
PDF - 1321 times

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.


##submission.copyrightStatement##

Ristekdik (Jurnal Bimbingan dan Konseling)
ISSN 2541-206X (online), ISSN 2548-4311 (print)
Email: ristekdik@um-tapsel.ac.id

Ristekdik (Jurnal Bimbingan dan Konseling) is indexed by:

pkpp.png

Ristekdik (Jurnal Bimbingan dan Konseling) licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.