(2) Nilda Elfemi
(3) Yuhelna Yuhelna
*corresponding author
AbstractPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan perkembangan sosial anak dalam keluarga bercerai di Kelurahan Batuang Taba, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Perceraian orang tua berdampak signifikan pada perkembangan sosial anak, karena anak dituntut beradaptasi dengan perubahan struktur keluarga, pola komunikasi, dan hubungan emosional. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data mengikuti model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) hubungan dalam keluarga lebih terbatas, anak lebih dekat dengan ibu, sementara interaksi dengan ayah berkurang; (2) hubungan dengan teman sebaya tetap baik dan menjadi sumber dukungan emosional; (3) anak berusaha mengembangkan disiplin dan kemandirian; (4) kondisi emosional bervariasi dari rasa kecewa hingga resiliensi. Dukungan sekolah, teman sebaya, dan keluarga besar sangat membantu anak melewati masa sulit pasca perceraian. Kesimpulannya, meskipun perceraian membawa dampak emosional yang berat, anak tetap mampu berkembang secara sosial apabila mendapat dukungan yang memadai dari lingkungan terdekat. KeywordsAnak; Dukungan sosial; Keluarga bercerai; Perkembangan sosial
|
DOIhttps://doi.org/10.31604/jim.v9i4.2025.1954-1960 |
Article metrics10.31604/jim.v9i4.2025.1954-1960 Abstract views : 0 | PDF views : 0 |
Cite |
Full Text Download
|
References
Alfianah & Sudrajat. (2024). Kenakalan remaja dari keluarga tidak utuh.
Ali. (1995). Komunikasi Ibu dan Ayah dalam keluarga sangat menentukan pembentukan pribadi anak-anak di dalam maupun di luar rumah. 1, 30.
Anak, B., Desa, D. I., Tenggah, T., & Sampang, K. A. B. (2025). DAMPAK PENCERAIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI DESA TADDAN TENGGAH KAB. SAMPANG. 7(1), 129–139.
Andi Irma Ariana. (2019). Dampak perceraian orang tua dalam kehidupan sosial anak.
Blumer, H. (1989). Perkembangan sosial anak.
Fauzi, M. H., & Arifin, M. (2024). Resiliensi Perempuan setelah Cerai Gugat (Studi Kasus di Kecamatan Pamulang Tangerang Selatan). Rayah Al-Islam, 8(3), 1064–1080. https://doi.org/10.37274/rais.v8i3.1056
Fauziah, S. (2020). Teknologi dan media sosial dapat memengaruhi cara pasangan berkomunikasi dan berinteraksi, kadang-kadang dengan dampak negatif.
Hidayatul Hafiyah, & Zainal Arifin. (2024). Perkembangan Sosial Anak dan Pengaruhnya Bagi Pendidikan : Ditinjau dari Kemampuan Emosional Anak. Jurnal Ilmiah Pendidikan Kebudayaan Dan Agama, 2(2), 21–28. https://doi.org/10.59024/jipa.v2i2.652
Lickona. (2012). Keluarga Broken Home. 1.
Muslih, A. (2020). Dampak perceraian pada anak- anak dapat sangat signifikan dengan potensi memengaruhi perkembangan mereka dalam berbagai aspek, termasuk kesejahteraan emosional, akademik, dan perilaku.
Nurwati, O. (2020). Perceraian mempengaruhi perkembangan sosial anak.
Rohamah. (2022). Peran ibu dalam membentuk akhlak.
Shohib. (2010). Perceraian orang tua memiliki dampak negatif yang signifikan pada perkembangan anak.
Tristanto. (2020). Perceraian mengakibatkan pembagian harta bersama, dan seringkali salah satu pihak, khususnya wanita, mengalami penurunan ekonomi yang signifikan setelah perceraian.
Valencia, C., & Soetikno, N. (2022). Pengaruh Fungsi Keluarga terhadap Self-Esteem Remaja yang Memiliki Keluarga Bercerai pada Masa Anak. Jurnal Pendidikan Tambusai.
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.










Download