Seni dan Demokrasi, Analisis Kebebasan Berekspresi dalam UUD 1945 Studi kasus : Pelarangan Lukisan Yos Suprapto

(1) * Wahyu Wiji Utomo Mail (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Penelitian ini mengeksplorasi hubungan antara seni, kebebasan berekspresi, dan demokrasi dalam kerangka hukum Indonesia, khususnya Pasal 28 UUD 1945 dan Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Fokus utama penelitian ini adalah bagaimana konstitusi dapat menjamin kebebasan berekspresi dalam seni di tengah berbagai pembatasan seperti sensor, pelarangan, dan kriminalisasi. Studi kasus Yos Suprapto digunakan untuk menggambarkan ketegangan antara seni sebagai medium kritik sosial dengan upaya negara mengatur narasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam literatur terkait persinggungan antara seni, hukum, dan nilai-nilai demokrasi, sekaligus menyoroti pentingnya perlindungan kebebasan berekspresi sebagai komponen utama dalam menjaga demokrasi. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengandalkan analisis teks hukum sebagai sumber data utama yang dilengkapi dengan kajian dokumen terkait peraturan tentang kebebasan berekspresi dan kasus-kasus sensor seni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kebebasan berekspresi telah dijamin oleh hukum, implementasinya sering terhambat oleh regulasi ketat dan intervensi negara yang kerap merugikan hak-hak seniman. Penelitian ini menegaskan bahwa perlindungan terhadap kebebasan berekspresi tidak hanya merupakan hak individu, tetapi juga elemen penting yang mendukung keberlanjutan demokrasi. Kesimpulan penelitian ini menekankan perlunya reformasi kebijakan yang mendesak untuk memastikan kebebasan artistik tetap terjaga dan bebas dari represi

   

DOI

https://doi.org/10.31604/jim.v9i2.2025.876-888
      

Article metrics

10.31604/jim.v9i2.2025.876-888 Abstract views : 17 | PDF views : 0

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Adetya, F. (2020). Kebebasan Berekspresi Seni Dalam Perspektif Negara Hukum Demokratis. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 105(3), 129–133. https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:BDsuQOHoCi4J:https://media.neliti.com/media/publications/9138-ID-perlindungan-hukum-terhadap-anak-dari-konten-berbahaya-dalam-media-cetak-dan-ele.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

Al Azhar Indonesia. (2021). RUU KUHP: Mengkritik Presiden Boleh, Menghina Bisa Dipenjara. Universitas Al Azhar Indonesia. https://uai.ac.id/en/ruu-kuhp-mengkritik-presiden-boleh-menghina-bisa-dipenjara/

Arendt, H. (1969). On Violence. Harcourt Brace Jovanovich.

Argawati, U. (2020). Ketentuan Kebebasan Berpendapat Dalam UUD. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. https://www.mkri.id/index.php?id=16828&page=web.Berita

Bogerts, L. (2022). The Aesthetics of Rule and Resistance. In The Aesthetics of Rule and Resistance. https://doi.org/10.1515/9781800731509

Bowen, G. A. (2009). Document Analysis as a Qualitative Research Method. Qualitative Research Journal, 9(2), 27–40. https://doi.org/10.3316/QRJ0902027

Creswell, J. W. (2019). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. In Sage Publications. Sage publications. https://doi.org/10.7591/9781501721144-016

Erdem, B. (2022). The Elements of Freedom of Expression in the Light of the European Convention on Human Rights. European Journal of Interdisciplinary Studies, 8(2), 70–80. https://doi.org/10.26417/ejis.v4i2.p181-187

Firdaus, A. (2024). Pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto picu keresahan soal kebebasan seni. benarnews.org. https://www.benarnews.org/indonesian/berita/pembatalan-pameran-yos-suprapto-kebebasan-seni-12242024111730.html

Grossman, C. (2001). Freedom of Expression in the Inter-American System for the Protection of Human Rights. ILSA Journal of International & Comparative Law, 7(3), 619–647. https://nsuworks.nova.edu/ilsajournal/vol7/iss3/3/

HAM, K. (1999). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. In Nasional.

Jasmine, A., Remanu, K., Purwanto, C. S., & Fajri, N. N. (2024). Analisis Implikasi UU ITE Terhadap Kebebasan Berekspresi di Ruang Digital : Studi Kasus Greenpeace Indonesia. Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora, 4(2), 1–11. https://nsuworks.nova.edu/ilsajournal/vol7/iss3/3/

Karppinen, K., & Moe, H. (2019). Texts as Data I: Document Analysis. The Palgrave Handbook of Methods for Media Policy Research, 249–262. https://doi.org/10.1007/978-3-030-16065-4_14

Lesmana, A. S., & Muflih, F. F. (2024). Perdana Dibredel Era Prabowo, Pameran Yos Suprapto Dilarang Tampil di Galeri Nasional: Ada 5 Lukisan Mirip Jokowi. Suara.Com. https://www.suara.com/news/2024/12/20/130000/perdana-dibredel-era-prabowo-pameran-yos-suprapto-dilarang-tampil-di-galeri-nasional-ada-5-lukisan-mirip-jokowi

Mill, J. S. (1859). On Liberty. Oxford University.

Montgomery, J., Moran, P., & Swarts, G. (2022). Using Art to Reveal Democracy (Hint: It’s A Little Punk Rock). International Journal on Social and Education Sciences, 4(4), 581–598. https://doi.org/10.46328/ijonses.412

Nabilla, F. (2024). 5 Judul Lukisan Yos Suprapto yang Dilarang Dipamerkan di Galeri Nasional, Benarkah Mirip Jokowi? Suara.Com. https://www.suara.com/lifestyle/2024/12/22/164941/5-judul-lukisan-yos-suprapto-yang-dilarang-dipamerkan-di-galeri-nasional-benarkah-mirip-jokowi

Naikade, K., & Bansal, P. (2021). Impact of Civil Society in Policy and Governance: How Art Impacts the Society’s Awareness. Revista Gestão Inovação e Tecnologias, 11(4), 2817–2830. https://doi.org/10.47059/revistageintec.v11i4.2320

Nasution, L. (2020). Hak Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi dalam Ruang Publik di Era Digital. ’Adalah, 4(3), 37–48. https://doi.org/10.15408/adalah.v4i3.16200

Nations, U. (2015). Universal declaration of human rights. In United Nations. https://doi.org/10.5195/rt.2019.591

Nazar, H. S. E. S., & Putri, N. R. (2022). Mural: Jaminan dan Batasan Kebebasan Berekspresi di Indonesia dalam Perspektif Hukum. Jurnal Restorasi Hukum, 5(2), 6. https://doi.org/10.14421/jrh.v5i2.2381

Nurrijal, M. A. (2024). Respons Yos Suprapto Lukisannya Disebut Kental dengan Unsur Politik. detik.com. https://www.detik.com/pop/culture/d-7697540/respons-yos-suprapto-lukisannya-disebut-kental-dengan-unsur-politik

Polymenopoulou, E. (2023). Public Morality, Obscenity and the Arts. In Artistic Freedom in International Law (hal. 159–189). Cambridge University Press.

Presetiyo, W. (2024). Profil Yos Suprapto, Pelukis yang Dekat dengan Kritik Sosial Sejak Orde Baru. kumparanNEWS. https://kumparan.com/kumparannews/profil-yos-suprapto-pelukis-yang-dekat-dengan-kritik-sosial-sejak-orde-baru-248qgElxVGO/full

Puello Orozco, L. Ã. (2020). Art and democracy : exploring new ways to work creatively with citizens. Revista Palobra, “palabra que obra,†20(1), 64–74. https://doi.org/10.32997/2346-2884-vol.20-num.1-2020-3225

Putri, K. (2024). Fakta-fakta Pameran Lukisan Yos Suprapto di Galeri Nasional Mendadak Dibatalkan. tempo.co. https://www.tempo.co/politik/fakta-fakta-pameran-lukisan-yos-suprapto-di-galeri-nasional-mendadak-dibatalkan-1185876

Putri, K., Khoirunikmah, A., & Izzuddin, H. (2024). Makna Lukisan Konoha I dan Konoha II Karya Yos Suprapto yang Membuat Pamerannya Dibatalkan. tempo.co. https://www.tempo.co/teroka/makna-lukisan-konoha-i-dan-konoha-ii-karya-yos-suprapto-yang-membuat-pamerannya-dibatalkan-1187102

Schubert, K. (2023). Democratization Through “Cancel Cultureâ€â€”Three Levels of Artistic Freedom. Konfliktuelle Kulturpolitik, 29–40. https://doi.org/10.1007/978-3-658-40513-7_2

UUD. (1945). Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. In Nasional. https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:BDsuQOHoCi4J:https://media.neliti.com/media/publications/9138-ID-perlindungan-hukum-terhadap-anak-dari-konten-berbahaya-dalam-media-cetak-dan-ele.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

Wehbi, S. (2017). Ethics, Art, and Social Work: A Necessary Conversation. Ethics, Arts, and Social Work: A Necessary Conversation, 34(1), 47–59.

Wijaya, D. U., I Ketut Kasta Arya Wijaya, & Luh Putu Suryani. (2022). Perlindungan Hukum terhadap Karya Seni Melalui Media Mural. Jurnal Preferensi Hukum, 3(2), 235–240. https://doi.org/10.55637/jph.3.2.4921.235-240

Yustana, P. (2008). Kritik Sosial Dalam Karya Seni. ISI Surakarta, 5(1), 47–55.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.