Hidup Sebagai Seorang Transpuan (Studi Viktimologi Terhadap Transpuan di Kota Tembilahan)
Abstract
Transpuan saat ini telah menjadi suatu fenomena sosial dalam masyarakat. Kehadiran kaum transpuan telah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Tembilahan merupakan ibukota Kabupaten Indragiri Hilir dan merupakan daerah dengan masyarakakat religious yang tinggi dengan karakter yang cenderung konservatif. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hilir, jumlah transpuan di Kota Tembilahan pada tahun 2022 adalah 85 orang. Dari data ini memberikan gambaran bahwa fenomena ini dapat terjadi dimana saja. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Hasil penelitian ini berupa data deskriptif untuk menjelaskan fenomena yang ditemui berdasarkan amatan peneliti. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor yang menyebabkan seseorang bertransformasi menjadi transpuan dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa dorongan dalam diri dan keyakinan memiliki peran gender yang berbeda dari yang terlihat, dan faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan. Pada studi kasus Kota Tembilahan, keberadaan para transpuan ini dapat diterima dan berbaur dengan masyarakat karena para transpuan ini berperilaku baik. Meskipun demikian tidak sedikit pula masyarakat yang menolak kehadiran mereka dan menganggap para transpuan ini sebagai orang yang tidak normal dan melanggar norma. Hadir ditengah masyarakat religius, keberadaan transpuan di Kota Tembilahan tidak terhindar dari diskriminasi dan ujaran kebencian.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.31604/jim.v8i2.2024.506-510
Article Metrics
Abstract view : 18 timesPDF - 13 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.