PENGEMBANGAN JAJANAN TRADISIONAL RAMBUT NENEK MELALUI PENDEKATAN ONE VILLAGE ONE PRODUCT DI DESA KESAMBI KECAMATAN PUCUK KABUPATEN LAMONGAN

(1) * Nurul Badriyah Mail (Program Studi Megister Manajemen Universitas Islam Lamongan, Indonesia)
(2) Uul ST. Chusnul Khotimah Mail (Program Studi Megister Manajemen Universitas Islam Lamongan,, Indonesia)
(3) M. Tahjudin Mail (Program Studi Megister Manajemen Universitas Islam Lamongan, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Kondisi lingkungan di Desa Kesambi ini termasuk Desa yang terpencil yang jauh dari pusat Kabupaten Lamongan. Mitra satu dalam Program Pemberdayan Masyarakat adalah Kelompok Tani. Masyarakat di Desa Kesambi pada umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Penghasilan menjadi pemilik lahan pertanian atau buruh tani dapat dimanfaatkan pada saat panen yang hanya dalam beberapa kurun waktu tertentu saja, maka beberapa masyarakat di Desa Kesambi membuat produksi olahan gula menjadi produk makanan yang melestarikan jajanan tradisional dan lokal yaitu arum manis rambut nenek sebagai produsen dan Mitra kedua.Solusi permasalahan dapat dilakukan melalui Pendekatan One Village One Product (OVOP) dengan tahapan : a) penetapan dan pengenalam wilayah kerja, dalam hal ini tim pengusul membangun dan menyadarkan masyarakat atas potensi Home Industry Arum Manis Rambut Nenek  dapat dijadikan sebagai ikon desa khususnya dan ikon Kabupaten Lamongan pada umumnya; b) Sosialisasi kegiatan, dalam hal ini Tim pengusul melakukan kegiatan pelatihan tentang peningkatan Mutu dan Pemasaran Home Industry Arum Manis Rambut Nenek; c) Penyadaran masyarakat, dalam hal ini memberikan motivasi kepada masyarakat agar dapat mengembangkan industri yang dijalankan; d) Pengorganisasian Masyarakat, dalam hal ini tim pengusul membuat sebuah paguyupan bagi Produsen Arum Manis Rambut Nenek dengan maksud untuk membuat struktur organisasi misalnya pimpinan dan koordinator; e) Pelaksanaan kegiatan, dalam hal ini tim pengusul memberikan pelatihan untuk menambah dan memperbaiki pengetahuan teknis, keterampilan manajerial serta berbagai pengembangan kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan; f) advokasi kebijakan, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat memerlukan dukungan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat. Dan g) Politisasi, dalam hal ini tim pengusul melakukan pendapingan dalam hal memelihara dan meningkatkan posisi tawar melalui kegiatan politik praktis.


   

DOI

https://doi.org/10.31604/jpm.v2i2.124-129
      

Article metrics

Abstract views : 1117 | PDF views : 600

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Muta‟ali, Luthfi. 2013. Pengembangan Wilayah Perdesaan (Perspektif Keruangan).Yogyakarta:Badan Penerbit Fakultas Geografi (BPFG) Universitas Gadjah Mada

Nawawi, Ismail. 2009. Public Policy Analisis, Strategi Advokasi Teori dan Praktek.Surabaya: Putra Media Nusantara Surabaya

Sugiharto, Y. &Rizal, S. 2008. Gerakan OVOP sebagai Upaya Peningkatan Pembangunan Daerah,Jakarta:Benchmark.

Triharini,Meirina, Dwinita Larasati,dan R. Susanto.2012. Pendekatan One Village One Product(OVOP)untuk Mengembangkan Potensi Kerajinan Daerah:Studi Kasus Kerajinan Gerabah diKecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta,ITB J. Vis.Art& Des, Vol. 6, No. 1, 2012:28-41.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.