MOTIF DAN PENGALAMAN KOMUNIKASI PARA SUAMI DENGAN ISTRI BEKERJA SEBAGAI PENCARI NAFKAH UTAMA DALAM KELUARGA DI KECAMATAN CIKAMPEK

(1) * Egis Febriyanti Mail (Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia)
(2) Wahyu Utamidewi Mail (Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia)
(3) Luluatu Nayiroh Mail (Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Pada suatu rumah tangga, lazimnya suami diidentikkan dengan sosok pencari nafkah di luar rumah dan menjadi tulang punggung keluarga, sedangkan istri membersihkan rumah, memasak, mengurus anak, dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya. Peran utama laki-laki dalam keluarga adalah keterikatan pada identitas laki-laki, sehingga kehilangan peran sebagai pencari nafkah utama mempengaruhi cara laki-laki melihat diri mereka sendiri. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif dan pengalaman komuniksi para suami yang tidak menjadi pencari nafkah utama dalam keluarganya. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penekatan Fenomenologi. Hasil dari penelitian menunjukkan pertama, motif sebab (because motive) membiarkan istri tetap bekerja sebagai pencari nafkah utama yaitu karena keinginan istri/tidak ada paksaan, faktor ekonomi, karena terpaksa, dan karena suami tidak memiliki soft skill di bidang tertentu Kedua, motif untuk (in-order-to motive) yaitu demi kelangsungan hidup, untuk membiayai pendidikan anak, memanfaatkan keahliaan istri, dan ingin lebih dekat dengan anak cucu. Pengalaman yang dialami para suami yang memiliki istri bekerja sebagai pencari nafkah utama dapat dikategorigkan dalam dua kategori, yaitu pengalaman positif dan pengalaman negatif.


Keywords


Peran utama laki-laki, motif, pengalaman

   

DOI

https://doi.org/10.31604/jips.v9i8.2022.2924-2931
      

Article metrics

10.31604/jips.v9i8.2022.2924-2931 Abstract views : 0 | PDF views : 0

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Fauziah, N., & Nurhaliza, W. O. S. (2019). Makna Profesi Pembatik Pada Kelompok Seraci Batik Betawi Di Kabupaten Bekasi. Expose: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 131. https://doi.org/10.33021/exp.v2i2.594

Kuswarno, E. (2009). Metodologi Penelitian Komunikasi Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitiannya. Widya Padjadjaran.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT REMAJA ROSDA KARYA.

Muhaimin. (2010). Kualitas hidup anak remaja pada keluarga dengan HIV/AIDS di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5, 131–138.

Nurtyasrini, S., & Hafiar, H. (2016). Pengalaman Komunikasi Pemulung Tentang Pemeliharaan Kesehatan Diri Dan Lingkungan Di Tpa Bantar Gebang. Jurnal Kajian Komunikasi, 4(2), 219–228. https://doi.org/10.24198/jkk.vol4n2.9 Paputulungan,

F. Akhrani, L. & P. A. (2015). Kepuasan pernikahan suami yang memiliki istri berkarir. JP Psikologi Kepribadian.

Ritzer, G. (1985). Konstruksi Sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.

Sobur, A. (2017). Psikologi Umum. CV PUSTAKA SETIA.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Sukidin, B. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Insan Cendekia.

Sulaeman & Mulyana, D. (2019). Makna Diri Penyandang Oligodaktili. Jurnal Penelitian Komunikasi, 31–46.

Sulaiman, A. (2016). Memahami teori konstruksi sosial Peter L. Berger. Society.

Utamidewi, W. (2017). Konstruksi Makna Istri tentang Peran Suami. Jurnal Politikom Indonesiana, 2(2), 63–70.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.