*corresponding author
AbstractSituasi pandemi mengubah cara dan gaya hidup sebagian besar masyarakat di Indonesia, dari yang sebelumnya tidak terlalu banyak melakukan pekerjaan secara online berubah dan terpaksa mengoptimalkan penggunaan teknologi. Kejahatan siber meningkat, pengkajian yang dapat digunakan seperti space transition theory, victim precipitation and participation, teori motivasi, teori existensialisme para pemikir postmodern, penyabaran informasi yang berkaitan dengan konspirasai dengan teori konspirasi yang berkembang di tengah media informasi, teori kontrol sosial, teori aktivitas rutin, teori kejahatan situasional, serta teori pengendalian diri yang rendah. Secara khusus, rendahnya tingkat pengendalian diri telah ditemukan terkait dengan di berbagai kejahatan seperti pembunuhan, viktimisasi properti dan kekerasan, penipuan dan viktimisasi kejahatan dunia maya (Bossler & Holt, 2010). Pengendalian diri yang rendah dari pelaku maupun korban memungkinkan terjadinya cyber victimization. Analisa kasus yang diberikan yaitu peningkatan kejahatan siber dengan teknik serangan phising dan hoax, teori konspirasi, dan media informasi sebagai platform kejahatan siber. Keywordscovid19, hoax, kejahatan siber, korban, teknologi
|
DOIhttps://doi.org/10.31604/jips.v9i6.2022.2043-2054 |
Article metrics10.31604/jips.v9i6.2022.2043-2054 Abstract views : 0 | PDF views : 0 |
Cite |
Full Text Download
|
References
Florida Tech Online, dengan laman https://www.floridatechonline.com/blog/information-technology/a-brief-history-of-cyber-crime/, diakses pada hari Minggu 6 Februari 2022
Hadnagy, S., (2018). Social Engineering: The Science of Human Hacking. John Wiley & Sons, Inc., Indianapolis, Indiana, 229.
Harian Media Online Detik News. Menkominfo: Ada 554 Isu Hoax soal COVID-19, 89 Orang Jadi Tersangka, dengan laman https://news.detik.com/berita/d-4982087/menkominfo-ada-554-isu-hoax-soal-covid-19-89-orang-jadi-tersangka, diakses pada hari Minggu 6 Februari 2022
Harian Media Online The Jakarta Post. Half of Canadians fooled by COVID-19 conspiracy theories: Study, dengan laman https://www.thejakartapost.com/news/2020/05/21/half-of-canadians-fooled-by-covid-19-conspiracy-theories-study.html, diakses pada hari Minggu 6 Februari 2022.
Hsieh, M., & Wang, SK., (2018). Routine Activities in a Virtual Space: A Taiwanese Case of an ATM Hacking Spree. International Journal of Cyber Criminology – ISSN:0973-5089 January – June 2018. Vol. 12(1): 333–352. DOI: 10.5281/zenodo.1467935.
Indrajit, R.E. (2019). Social Engineering Framework: Understanding the Deception Approach to Human Element of Security. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Volume 14, Issue 2, March 2017. DOI: 10.20943/01201702.816
Jahankhani, Hamid & Al-Nemrat, A. & Hosseinian-Far, Amin. (2014). Cyber crime Classification and Characteristics. 10.1016/B978-0-12-800743-3.00012-8.
Jaishankar, K., Cyber Criminology as an Academic Discipline: History, Contribution and Impact. International Journal of Cyber Criminology – ISSN:0973-5089 January – June 2018. Vol. 12(1): 1–8. DOI: 10.5281/zenodo.1467308.
Jewkes, Y., (2016) Media and Crime, University of Bath, UK: Sage Publication Ltd, Chapter 1
Patroli Siber, dengan laman https://patrolisiber.id/statistic, diakses pada hari Minggu 6 Februari 2022.
Panda Security, dengan laman https://www.pandasecurity.com/mediacenter/panda-security/types-of-cybercrime/ diakses pada hari Minggu 12 Februari 2022.
Rafizan, O. (2016) Analisis Penyerangan Social Engineering. Jurnal Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi: Puslitbang Aptika & IKP Balitbang SDM Kominfo.
Sallai, G. Social Engineering Audit and Security Awareness Programme; KPMG: Amstelveen, The Netherlands, 2016.
WHO. (2020). Beware of criminals pretending to be WHO. dengan laman https://www.who.int/about/communications/cyber-security diakses pada hari Minggu 12 Februari 2022.
Refbacks
- There are currently no refbacks.






Download