STUDI DESKRIPTIF POLA INSTITUTIONAL SYNDROME NARAPIDANA HUKUMAN TINGGI GUNA MENDUKUNG EFEKTIVITAS PEMBINAAN KEPRIBADIAN PADA LAPAS KELAS I MEDAN

(1) * Ekyn Leovandany Rizky Ginting Mail (Politeknik Pengayoman Indonesia, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola sindrom institusional yang dialami oleh narapidana dengan hukuman berat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan dan menganalisis bagaimana pola-pola tersebut mempengaruhi efektivitas program pengembangan kepribadian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam dengan narapidana dan petugas pemasyarakatan, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa narapidana dengan hukuman berat cenderung mengalami gejala sindrom institusional berupa ketergantungan berlebihan pada aturan institusi, hilangnya inisiatif pribadi, dan kesulitan beradaptasi dengan kehidupan di luar penjara. Kondisi ini berdampak pada partisipasi aktif yang rendah dalam program pengembangan kepribadian. Penelitian ini merekomendasikan perlunya strategi bimbingan yang lebih adaptif dan personal untuk meminimalkan dampak sindrom institusional, seperti meningkatkan konseling individu, program pelatihan keterampilan sosial, dan pendekatan bimbingan berbasis motivasi. Dengan demikian, efektivitas pengembangan kepribadian di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Medan diharapkan meningkat dan mempersiapkan narapidana untuk reintegrasi sosial yang optimal.


Keywords


Sindrom Institusional, Narapidana dengan Hukuman Berat, Pengembangan Kepribadian, Lembaga Pemasyarakatan

   

DOI

https://doi.org/10.31604/jips.v12i11.2025.4356-4361
      

Article metrics

10.31604/jips.v12i11.2025.4356-4361 Abstract views : 0 | PDF views : 0

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Adi Sujatno. (2004). Sistem Pemasyarakatan di Indonesia: Dari Retribusi ke Rehabilitasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Anggraini, R., Nurhayati, D., & Purnamasari, A. (2019). Fenomena Sindrom Kelembagaan pada Narapidana Risiko Tinggi. Jurnal Pemasyarakatan dan Psikologi, 8(2), 112–125..

Crewe, B. (2015). The Prisoner Society: Power, Adaptation, and Social Life in an English Prison. Oxford: Oxford University Press.

Dwi Putri Rahmadani & Kasmanto Rinaldi. (2024). Pembinaan terhadap Narapidana dengan Hukuman Seumur Hidup. Jurnal Ilmu Pemasyarakatan, 12(1), 55–68.

Goffman, E. (1961). Asylums: Essays on the Social Situation of Mental Patients and Other Inmates. New York: Anchor Books.

Haney, C. (2001). The Psychological Impact of Incarceration: Implications for Post-Prison Adjustment. In J. Travis & M. Waul (Eds.), Prisoners Once Removed: The Impact of Incarceration and Reentry on Children, Families, and Communities (pp. 33–66). Washington, DC: Urban Institute Press.

Kaumpungan, P. (2025). Pembinaan Mental dan Pengelolaan Emosi di Lembaga Pemasyarakatan Risiko Tinggi. Jurnal Rehabilitasi Sosial, 9(1), 44–58.

Simanullang, A. S. O. (2022). Hubungan Dukungan Sosial terhadap Adaptasi Stres pada Narapidana Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kota Malang. Skripsi. Politeknik Pengayoman Indonesia.

Toch, H. (1997). Living in Prison: The Ecology of Survival. Washington, DC: American Psychological Association.

Wulandari, R. (2015). Transformasi Sistem Kepenjaraan ke Sistem Pemasyarakatan di Indonesia. Jurnal Hukum dan Keadilan, 4(2), 89–103.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.