Dampak Pariwisata terhadap Masyarakat Petani di Kawasan Geopark Maros-Pangkep: Studi Kasus Objek Wisata Rammang-Rammang

(1) * Baharuddin Baharuddin Mail (Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Rammang-Rammang merupakan sebuah objek wisata yang terintegrasi langsung dengan Kawasan Geopark Maros - Pangkep yang merupakan kawasan karst terpanjang kedua dunia setelah Cina Selatan dengan luas 46.000 hektar. Sebagai objek wisata, Rammang - Rammang dihuni oleh masyarakat dengan kultur budaya Bugis - Makassar. Sebelum menjadi objek wisata, masyarakat Rammang-Rammang merupakan masyarakat agraris yang sepenuhnya bergantung pada sektor pertanian dengan menggarap sawah dan empang. Pekerjaan ini menjadi mata pencaharian utama masyarakat dan dilakukan dengan sistem gotong royong. Perubahan Rammang-Rammang menjadi daerah tujuan wisata berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran pariwisata telah memberikan dampak dalam berbagai aspek sosial budaya seperti perubahan pola pikir dan perilaku, hilangnya tradisi gotong royong dalam kehidupan bertani dan tercipanya peluang kerja baru di sektor pariwisata yang berdampak terhadap peningkatan taraf perekonomian masyarakat.


Keywords


Geopark Maros-Pangkep; Pariwisata; Petani; Rammang-Rammang; Sosial Budaya.

   

DOI

https://doi.org/10.31604/jim.v9i4.2025.2471-2478
      

Article metrics

10.31604/jim.v9i4.2025.2471-2478 Abstract views : 0 | PDF views : 0

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Barker, C. (1996). Cultural Studies: Theory and Practice. SAGE Publications Ltd.

Berner, E. (1981). The new proletariat? A case study of white-collar workers in Manila. University of Amsterdam.

Pelly, U., & Baiduri, R. (2020). Antropologi Parawisata. Perdana Publishing.

Pujaastawa, I. B. G. (2017). Diktat Antropologi Pariwisata. Antropologi FIB Udayana.

Putra, H. S. A. (2013). Strukturalisme Lévi-Strauss: mitos dan karya sastra. Kepel Press.

Rogers, E. M., & Shoemaker, F. F. (1987). Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Usaha Nasional Indonesia.

Smith, J. K. (1984). The problem of criteria for judging interpretive inquiry. Educational Evaluation and Policy Analysis, 6(4), 379–391. https://doi.org/10.2307/1163977

Smith, J. K., & Heshusius, L. (1986). Closing Down the Conversation: The End of the Quantitative-Qualitative Debate Among Educational Inquirers. Educational Researcher, 15(1), 4–12. https://doi.org/10.3102/0013189X015001004

Spradley, J. (1997). Metode Etnografi. Tiara Wacana Yogya.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Alfabeta.

Sztompka, P. (2004). Sosiologi Perubahan Sosial. Prenada Media Grup.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.