 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)(2) Miksusanti Miksusanti
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)(3) Mokhamad Yusup Nur Khakim
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)(4) Muharni Muharni
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)(5) Harmida Harmida
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)
 (Universitas Sriwijaya, Indonesia)*corresponding author
| AbstractStunting telah menjadi isu kesehatan nasional karena Indonesia merupakan negara dengan kejadian stunting tertinggi ketiga di dunia. Ogan Ilir adalah salah satu kabupaten di Sumatera Selatan yang angka prevalensi stunting-nya di atas nasional, yakni 24,9 persen. Data kementrian kesehatan melaporkan bahwa 40% anak usia 6-24 bulan tidak diberi makanan yang beragam dan 28% tidak mendapat frekwensi makan yang cukup mengakibatkan tingginya angka stunting. Salah satu sasaran prioritas program percepatan pencegahan stunting adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0 – 23 bulan. Upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas dan tepat. Pemberian makanan pendamping ASI bertujuan melengkapi pemberian ASI dan untuk membiasakan pola makan yang sehat dan memastikan anak-anak tidak mengalami penyakit tidak menular dikemudian hari. Tanaman kelor merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi permasalahan ketidak-seimbangan nutrisi yang dihadapi. Daun kelor kaya akan mineral seperti kalsium, potasium, zinc, magnesium, besi, dan tembaga. Vitamin seperti beta-karoten dari vitamin A, D, E dan vitamin B, vitamin C, dan juga flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Kegiatan edukasi telah dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 September 2024, bertepatan dengan kegiatan Pos Yandu di desa Tanjung Pering. Kegiatan diikuti oleh 30 orang peserta terdiri dari ibu hamil, ibu muda yang memiliki balita dan kader Posyandu. Pada kegiatan ini diajarkan tentang inovasi cara membuat makanan pendamping ASI dengan memanfaatkan daun kelor yang kaya kandungan gizi dan mineral. Kegiatan ini diharapkan dapat mencegah stunting di lingkungan keluarga dan menjadi motor penggerak penurunan angka stunting di daerah Ogan Ilir. Kegiatan ini bermanfaat menambahkan pengetahuan masyarakat tentang manfat daun kelor sebagai MPASI dan mencegah stunting. KeywordsDaun kelor; Inovasi M-PASI; Pencegahan stunting; Tanjung Pering | 
| DOIhttps://doi.org/10.31604/jpm.v7i11.4936-4944 | Article metricsAbstract views : 149 | PDF views : 20 | Cite | Full Text Download | 
References
Akbar NI dan Huriah T. Modul Pencegahan Stunting. 2022. Yogyakarta hal 4-15.
Asykari HA, Siti N, Aliyah N, Laras K, Ade A, Andita FS, dkk. 2023. Pemberdayaan Pangan Lokal Melalui Inovasi Pengolahan MP-ASI dan Modifikasi PMT sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Rejosari, Kangkung, Kendal. Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMSI), 3(6): 1677-1688. https://doi.org/10.54082/jamsi.998
Idrus AA, Maulana ZR, Ria I, Lalu PP, Afrijal, Annisa ZZ, Al Zahwa SU, Merlina, Dayu YA, Febrian R, Nurmayani, Naufal ZB. 2023. Upaya Pencegahan Stunting Melalui Edukasi Pada Masyarakat Guna Terwujudnya Desa Sehat di Desa Tanjung Luar. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6(1): 288-292. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v6i1.3427.
Jannah EL, Aenun J, Ayu N, I Gede FY, Iffa KF, Made DD, dkk. 2023. Pembuatan Prod; Euk Nutrisi dan MPASI melalui Pemanfaatan Sumber Daya Alam Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Langkah Mengatasi dan Mencegah Stunting di Desa Selong Belanak. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6 (2):9
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
 
 
  
  
  
 




