INSIDENSI PENYAKIT TANAMAN JAGUNG (Zea may L.) PADA POLA TANAM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI

(1) * Arifda Ayu Swastini Waruwu Mail (Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Indonesia)
*corresponding author

Abstract


Jagung merupakan tanaman pangan yang menjadi salah satu komoditas penting di Indonesia. Produksi jagung di Indonesia belum dapat dikatakan memenuhi semua kebutuhan penduduk Indonesia, impor adalah salah satu cara untuk menanggulanginya. Salah satu penghambat produksi jagung di Indonesia ialah adanya organisme pengganggu tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan insidensi penyakit tanaman jagung dengan pola tanam secara monokultur dan tumpangsari. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Kampus III Universitas Andalas, Sumatera Barat di bulan Desember 2024. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara pengamatan tanaman secara langsung dalam suatu lahan dengan menghitung insidensi penyakit pada lahan monokultur dan tumpangsari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit tanaman jagung yang ditumpangsari dengan tanaman kedelai dan lahan monokultur jagung yang diamati ditemukan penyakit yang menyerang antara lain penyakit hawar daun, karat daun, serta penyakit bercak daun. Insidensi penyakit hawar daun di lahan monokultur yaitu 100% dan pada lahan tumpangsari yaitu 83%. Pada penyakit karat daun, insidensi sebesar 45% di lahan monokultur, 30% di lahan tumpangsari. Intensitas penyakit bercak daun sebesar 10% di kedua lahan. Insidensi dan keparahan penyakit lebih besar di lahan monokultur dibandingkan dengan tumpangsari. Hal ini menunjukkan bahwa budidaya tanaman jagung lebih baik di lahan tumpangsari dibandingkan monokultur.


Keywords


Hawar, Jagung, Kedelai, Tumpangsari

   

DOI

https://doi.org/10.31604/jap.v10i2.20571
      

Article metrics

10.31604/jap.v10i2.20571 Abstract views : 13 | PDF views : 0

   

Cite

   

Full Text

Download

References


Ampt EA, Francioli D, Ruijven J, Gomes SIF, Maciá-Vicente JG, Termorshuizen AJ, Bakker LM, Mommer L. 2022. Deciphering the interactions between plant species and their main fungal root pathogens in mixed grassland communities. Journal of Ecology 110:3039–3052

Chadï¬eld VGA, Hartley SE, Redeker KR. 2022. Associational resistance through intercropping reduces yield losses to soil-borne pests and diseases. New Phytologist (2022)235:2393–2405

Crouch JA, Szabo LJ. 2011. Real-time PCR detection and discrimination of the southern and common corn rust pathogens Puccinia polysora and Puccinia sorghi. J Plant Dis. 95:624-632. DOI:10.1094/ PDIS-10-10-0745

Djaenuddin N, Muis A. 2013. Uji patogenisitas Fusarium moniliforme Sheldon pada jagung. Seminar Nasional Serealia. Arnorld 1966:438–442

Fadilah N, Yuni SR, Lutfi TA. 2021. Isolasi dan karakterisasi cendawan patogen daun jagung manis (Zea mays) varietas talenta di BBPP Ketindan, Jawa Timur menggunakan metode direct plating dan moist chamber. BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed 3(1):20-25

Handayani A. 2011. Pengaruh model tumpangsari terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gandum dan tembakau. J. Widyariset 14(3):479-488

Jauhari C, Majid A. 2019. Kajian jenis fungisida dan interval aplikasi terhadap perkembangan penyakit antraknosa pada kedelai. Jurnal Bioindustri 2(1):307–318. https://doi.org/10.31326/jbio.v2i1.477

Lakitan B. 1995. Hortikultura Teori, Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Mir MS, Saxenaa A, Kantha RH, Rajab W, Dara KA, Mahdia SS. 2022. Role of intercropping in sustainable insect-pest management. International Journal of Environment and Climate Change 12(11):3390-3403

Ogliari JB, Guimaraes MA, Geraldi IO, Camargo LEA. 2005. New resistance genes in the Zea mays Exserohilum turcicum pathosystem genet. Mol. Biol. 28(3)

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. 2024. Analisis Kinerja Perdagangan Jagung. Jakarta

Prasetyo, Sukardjo EI, Pujiwati H. 2009. Produktivitas lahan dan nkl pada tumpang sari jarak pagar dengan tanaman pangan. Jurnal Akta Agrosia 12(1):51‒55

Prasetyo G, Ratih S, Ivayani I, Akin HM. 2017. Efektivitas pseudomonas fluorescens dan paenibacillus polymyxa terhadap keparahan penyakit karat dan hawar daun serta pertumbuhan tanaman jagung manis (Zea mays var. saccharata). Jurnal Agrotek Tropika 5(2):102–108. https://doi.org/10.23960/jat.v5i2.1834

Polnaya F, Patty JE. 2012. Kajian Pertumbuhan dan Produksi Varietas Jagung Lokal Dalam System Tumpangsari. Agrologia 1(1):42-50

Siregar SR, Sari MS. 2021. Identification of disease and pathogen attack levels on corn (Zea mays) in BPP STABAT. Serambi Journal of Agricultural Technology 3(2):83-90

Talanca AH. 2016. Ketahanan beberapa jagung galur persilangan plasma nutfah terhadap penyakit bercak daun. J. Agrotan 2(1):22-30

Turmudi E. 2002. Kajian pertumbuhan dan hasil dalam sistem tumpangsari jagung dengan empat kultivar kedelai pada berbagai waktu tanam. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 4(2):89-96

Wakman W, Burhanuddin. 2007. Pengelolaan Penyakit Prapanen Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. :305-335

Zhang C, Dong Y, Tang L, Zheng Y, Makowski D, Yu Y, van der Werf W. 2019. Intercropping cereals with faba bean reduces plant disease incidence regardless of fertilizer input; a meta-analysis. Eur. J. Plant Path. 154:931–942


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal AGROHITA
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Jl. Stn Mhd Arief N0 32 Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara

ISSN Online : 2615-336X   ISSN Cetak : 2541-5956

 Lisensi Creative Commons

Jurnal AGROHITA disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.