Intelijen Maritim Dalam Penanggulangan Destructive fishing Sebagai Ancaman Keamanan Maritim di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Abstract
Destructive fishing diidentifikasi sebagai ancaman keamanan maritim. Sebagai salah satu bentuk illegal fishing, praktik ini menjadi sorotan karena telah memberikan dampak berupa kerugian besar secara ekonomi, ekosistem, keberlanjutan sumberdaya dan keamanan nasional, dan mengakibatkan dampak lintas sector yang saling berkaitan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana intelijen maritim dapat diaktualisasikan untuk berperan mengatasi destructive fishing sebagai ancaman keamanan maritim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Dengan metode kualitatif dan pendekatan studi literature dan studi kasus yang komprehensif, penelitian ini mengkaji secara mendalam tujuan penelitian dengan mengintegrasikan teori keamanan nasional, keamanan maritim dan teori peran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intelijen maritim memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mengintervensi praktik-praktik destructive fishing. Hal ini termasuk deteksi dini dan respons terhadap aktivitas ilegal dari destructive fishing, serta menghasilkan tindakan pencegahan dan mitigasi yang lebih efektif.
Kata kunci: destructive fishing, intelijen maritim, keamanan maritim
Full Text:
PDFReferences
Bueger, C. (2015). What is maritime security?. Marine policy, 53, 159-164. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2014.12.005
Dao, Y. (2023). Indonesia Sebagai Negara Kepulauan Berdasarkan UNCLOS 1982 (Indonesia as an Island State Based on UNCLOS 1982). Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan Republik Indonesia, Bogor.
Dao, Y. (2023). Overfishing dan Ancaman Penurunan Populasi Ikan. Diakses pada tanggal 22 April 2024, dari https://lautsehat.id/flora-fauna/yuniasdao/overfishing-dan-ancaman-penurunan-populasi-ikan/
Dao, Y., Yusnaldi, Y., & Kusuma, K. (2024). Mitigating Destructive Fishing through the Optimization of Community-Based Coastal Surveillance as an Effort to Safeguard Maritime Security. Formosa Journal of Applied Sciences, 3(7), 2783–2796. https://doi.org/10.55927/fjas.v3i7.9506
Darmono, B. (2010). Konsep dan Sistem Keamanan Nasional Indonesia. Jurnal Ketahanan Nasional, 15(1), 1-42. https://doi.org/10.22146/jkn.22307
Hartawan, M. Z., Pramono, A., & Yudho, F. (2021). Peran Intelijen Maritim Terhadap Keamanan Laut di Selat Sunda. Rekayasa, 14(3), 389-392. https://doi.org/10.21107/rekayasa.v14i3.11499
Johnson, L. K. (Ed.). (2007). Handbook of intelligence studies (Vol. 2). New York: Routledge.
Johnson, L. K. (2002). Bombs, Bugs, Drugs, and Thugs: Intelligence and America's Quest for Security. New York University Press.
Lacava, T., & Ciancia, E. (2020). Remote sensing applications in coastal areas. Sensors, 20(9), 2673. https://doi.org/10.3390/s20092673
Laruelle, M., & Peyrouse, S. (2012). The Challenges of Human Security and Development in Central Asia. In R. Amer, A. Swain, & J. Öjendal (Eds.), The Security-Development Nexus: Peace, Conflict and Development (pp. 137–160). chapter, Anthem Press. https://doi.org/10.7135/UPO9781843313984.007
Lestari, D. I., Putra, A. R., & Larasuci, A. Y. (2020). The Main Consequences Of Continued Illegal, Unreported, And Unregulated (IUU) Fishing Within Indonesian Waters For Maritime Security Actors And Coastal Communities. Research, Society and Development, 9(1). https://doi.org/10.33448/rsd-v9i1.1566
Maser, E., Buenning, T., & Strehse, J. (2023, May). Toxicological consequences of sea-dumped munitions. In EGU General Assembly Conference Abstracts (pp. EGU-5517).
Moeljadi, M., Kusumaningrum, A., & Wijaya, W. W. (2022). Peran Intelijen Maritim Guna Membangun Budaya Maritim Indonesia sebagai Pilar dalam Kebijakan Poros Maritim Dunia. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(5), 5785-5795. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i5.7599
Nauen, C. E., & Boschetti, S. T. (2022). Fisheries Crimes, Poverty and Food Insecurity. In Routledge Handbook of Maritime Security (pp. 239-249). Routledge.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2021 tentang Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan, Rehabilitasi, Dan Peningkatan Sumber Daya Ikan Dan Lingkungannya.
Pertami, D., Nuarsa, I. W., & Putra, I. D. N. N. (2022). Pemetaan Perubahan Penggunaan Lahan Wilayah Pesisir Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Tahun 2013 dan 2019. Journal of Marine Research and Technology, 5(1), 10-15. https://doi.org/10.24843/JMRT.2022.v05.i01.p03.
Phythian, M. (Ed.). (2013). Understanding the intelligence cycle (pp. 23-30). London: Routledge.
Pinto, F. T., Fazeres-Ferradosa, T., Rosa-Santos, P., & Carrasco, A. R. (2022). Coastal Environment: Risks And Impacts. Journal of Integrated Coastal Zone Management, 22(2):99-102. http://dx.doi.org/10.5894/rgci-n532
Prasetyo, T., Widodo, P., Saragih, H. J. R., Suwarno, P., & Said, B. D. (2023). Poverty Reduction For Coastal Communities In Indonesia Through Community Empowerment Training. International Journal Of Humanities Education and Social Sciences, 2(6). https://doi.org/10.55227/ijhess.v2i6.495
Pudyo, P.W. (2022). Pembentukan Badan Intelijen Maritim Guna Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(5), 5773–5784. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i5.7598
Riyadi. (2002). Perencanaan Pembangunan Daerah Strategi Mengendalikan Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Gramedia, Jakarta.
Saragih, R. F., & Trencher, G. (2020). Blast Fishing Activity and Coping Strategies in Indonesia (South Nias and Pohuwato Regency). Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 6(1), 127-138. https://doi.org/10.21776/ub.jiap.2020.006.01.1
Shafira, M., & Anwar, M. (2021, June). Destructive fishingTreatment Policy Based on Community Supervision in Lampung Province. In I-COFFEES 2019: Proceedings of the 2nd International Conference on Fundamental Rights, I-COFFEES 2019, 5-6 August 2019, Bandar Lampung, Lampung, Indonesia (p. 56). European Alliance for Innovation.
Soekanto. (2002). Teori Peranan. Bumi Aksara, Jakarta.
Suarthawan, I. G., Dirawan, G. D., & Mandra, M. A. S. (2022). Fishermen's perceptions of destructive fishingin the Pangkep regency, South Sulawesi, Indonesia. International journal of fisheries and aquatic studies, 10(2), 178-182. https://doi.org/10.22271/fish.2022.v10.i2c.2669
Sugiono, S., Siahaan, I.C., & Kadi, I. (2022). Fenomena Destructive fishingDalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan. Amafrad Press, Jakarta.
Sutisna, M. (2022). Intelijen Strategis BAKAMLA RI dalam Melaksanakan Kolaborasi Institusi Keamanan Maritim untuk Ketahanan Nasional. Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, 5(1), 1. https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol5/iss1/1/
Tenri, A., Santoso, B., & Setiyono, D. J. (2022). Juridical Review of the Authority of Local Governments in Management of Coastal Areas and Small Islands. Available at SSRN 4223916. https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.4223916
Undang-undang (UU) No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Willer, D. F., Brian, J. I., Derrick, C. J., Hicks, M., Pacay, A., McCarthy, A. H., ... & Steadman, D. (2019). ‘Destructive fishing’—a ubiquitously used but vague term? Usage and impacts across academic research, media and policy. Fish and Fisheries, 23(5), 1039-1054. https://doi.org/10.1111/faf.12668
DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jim.v8i4.2024.%25p
Article Metrics
Abstract view : 110 timesPDF - 16 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.