Politik Keamanan: Pengakuan Identitas Primordial Dalam Resolusi Konflik Kasus Aceh dan Papua

Fadli Afriandi, Fachriza Ariyadi, Ligar Abdillah, Ikhwan Rahmatika Latif, Rahmawati Rahmawati

Abstract


Tulisan ini mempunyai misi untuk melihat usaha yang dilakukan oleh pemerintah pusat untuk menciptakan keamanan di Aceh dan Papua khususnya melihat kepada resolusi konflik. Tulisan ini merupakan kajian politik kemanan yang melihat penggunaan identitas primordialisme sebagai alat dalam resolusi konflik yang terjadi di Aceh dan Papua. Argumen utama dalam penelitian ini adalah dalam memperoleh keamanan di Aceh dan Papua menggunakan resolusi konflik yang berorientasi kepada pengakuan identitas primordial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan instusionalisme. Dalam mengumpulkan data digunakan beberapa teknik seperti studi dokumen, dan webinar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik Aceh dan Papua dapat meredam dipengaruhi dengan adanya kesepakatan pengakuan identitas, Aceh memperoleh pengakuan dalam identitas agama sedangkan Papua berdasarkan  kesukuan (Orang Asli Papua/OAP). Pengakuan dan pelaksanaan identitas agama di Aceh dan Papua dapat dilihat dengan implementasi UU Pemerintah Aceh dan UU Otonomi Khusus bagi Papua yang mengakomodir pelaksanaan syariat Islam dan OAP pada bidang keberadaan majelis, pendidikan, peradilan, politik dan pemerintahan.

 


Keywords


Kata kunci: resolusi konflik; identitas; Aceh; Papua; keamanan

Full Text:

PDF

References


Abdillah, U. (2002). Politik Identitas Etnis Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Indonesiatera.

Achmady, L. (2020). “Kekhususan” Otonomi Khusus Papua. Jurnal Dinamis, 17(1), 81–88.

Adhani, H. (2019). Menakar Konstitusionalitas Syari’at Islam dan Mahkamah Syar’iyah di Provinsi Aceh. Jurnal Konstitusi, 16(3), 606. https://doi.org/10.31078/jk1638

Adriansyah, M. A., & Suyanto. (2023). Evaluasi Pengelolan Dana Otonomi Khusus Bidang Pendidikan dan Kesehatan (Studi pada Pemerintah Kabupaten Yahukimo). ABIS: Accounting and Business Information Systems Journal, 11(3).

Afriandi, F. (2014). Kepentingan Indonesia Belum Meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967 Mengenai Pengungsi Internasional dan Pencari Suaka. Jurnal Transnasional, 5(2), 1093–1107.

Amanda, M. R., & Pramono, B. (2023). Resolusi Konflik Kelompok Kriminal Bersenjata Papua. 5(2), 971–984. https://doi.org/10.37680/almanhaj.v5i1.2855

Anugerah, B. (2019). Papua: Mengurai Konflik dan Merumuskan Solusi. Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi, 40, 51–65.

Asnawati. (2015). Pandangan Pemimpin Gereja tentang Pengaturan Organisasi Gereja di Provinsi Papua. Jurnal Multikultural & Multireligius, 14(3), 59–76.

Aurelia Angelina Djeen. (2022). Upaya-Upaya Indonesia Dalam Resolusi Konflik Papua. Jurnal Sosio-Komunika, 1(2), 175–193. https://doi.org/10.57036/jsk.v1i2.27

Bahri, S. (2017). Wilayatul Hisbah & Syariat Islam di Aceh: Tinjauan Wewenang dan Legalitas Hukum. Jurnal Syari’ah, IX(1), 24–47.

BBC News Indonesia. (2020, September 4). Pilkada: Majelis Rakyat Papua tolak pendatang dicalonkan dalam pemilihan kepala daerah, parpol pertanyakan “kalau tidak ada kompetensi bagaimana mau jadi pemimpin?” Https://Www.Bbc.Com/Indonesia/Indonesia-54001593.

Berutu, A. G. (2019). Mahkamah Syar’iyah dan Wilayatul Hisbah Sebagai Garda Terdepan Dalam Penegakan Qanun Jinayat di Aceh. Al-Maslahah, 15(1).

Bonso, H., & Lawelai, H. (2020). Efektifitas Pembuatan Peraturan Daerah Khusus Di Provinsi Papua (Studi Majelis Rakyat Papua). JSIP: Jurnal Studi Ilmu Pemerintahan, 1(2), 30–45.

Boonlue, N. (2015). Local Politics and Democracy in Thailand. Procedia Economics and Finance, 23(October 2014), 846–849. https://doi.org/10.1016/s2212-5671(15)00531-6

BPS. (2020). Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Agama yang Dianut di Provinsi Papua (Jiwa), 2020. Badan Pusat Statistik Papua. https://papua.bps.go.id/indicator/12/577/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-papua.html

Edyanto, E., Agustang, A., Idkhan, A. M., & Rifdan, R. (2021). Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 5(4), 1445–1457. https://doi.org/10.36312/jisip.v5i4.2577/http

Fakhrurrazi. (2017). Dinamika Pendidikan dayah Antara Tradisional dan Modern. Jurnal At-Tafkir, X(2), 100–111.

Fatmawati, N. I. (2018). Desentralisasi Asimetris, Alternatif Bagi Masa Depan Pembagian Kewenangan di Indonesia. MADANI: Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 10(3), 73–85.

Ham, U., & Octaviani, H. (2022). Dampak Kebijakan Otonomi Khusus Terhadap Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Papua. Musamus Journal Of Public Administration. 2022, V(1).

Hillesund, S., Bahgat, K., Barrett, G., Dupuy, K., Gates, S., Nygård, H. M., Rustad, S. A., Strand, H., Urdal, H., & Østby, G. (2018). Horizontal inequality and armed conflict: a comprehensive literature review. Canadian Journal of Development Studies, 39(4), 463–480. https://doi.org/10.1080/02255189.2018.1517641

Ikramatoun, S., & Amin, K. (2006). Konstelasi Politik Aceh Pasca MoU Helsinki (2006-2015). Jurnal Sosiologi USK, 12(1), 89–110.

Irfanuddin, M. A., Gede, I., & Ky, S. (2021). Strategi Pencegahan Internasionalisasi Konflik Papua Melalui Track One Diplomacy Dalam Upaya Stabilitas Keamanan Nasional. Jurnal Damai Dan Resolusi Konflik, 7(2), 255–282.

Iskandar. (2018). Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh. Serambi Akademica, VI(1), 78–86.

Ismail, I. (2020). Urgensi dan Legitimasi Fatwa Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Nomor 3 Tahun 2018 tentang Penetapan Arah Kiblat. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 14(1), 87–98. https://doi.org/10.24090/mnh.v14i1.3669

Ismawardi. (2018). Syari’at Islam Dalam Lingkup Keberagaman Masyarakat Aceh. Bidayah: Studi Ilmu-Ilmu Keislaman, 9(2), 165–182.

Istanti, D. J., Febriani, A., & Ariani, N. (2021). Desentralisasi Asimetris Dalam Resolusi Konflik Separatisme Aceh dan Papua. Jurnal Moderat, 7(2), 257–269.

Jaga Papua. (2023, November 15). Simak 3 Perubahan Penting Bagi Sektor Pendidikan pada UU Otsus. Https://Jagapapua.Com/Article/Detail/7911/Simak-3-Perubahan-Penting-Bagi-Sektor-Pendidikan-Pada-Uu-Otsus.

Jailani, M. R., & Taqiuddin bin Mohamad, M. (2018). Peran Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Dalam Mengembang dan Mensosialisasikan Perbankan Islam di Aceh. Al-Risalah, 18(2), 93–108. https://mpu.

Johan C, A. M. (2021). Sistem Pemilihan Kepala Daerah Pada Daerah yang Memberlakukan Desentralisasi Asimetris. Al-Qisth Law Review, 5(1).

Kaisupy, D. A., & Maing, S. G. (2021). Proses Negosiasi Konflik Papua: Dialog Jakarta-Papua. Jurnal Ilmu Sosial Dan Humaniora, 10(1), 82. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v10i1.27056

Kinasih, A. W. (2007). Identitas Etnis Tionghoa di Kota Solo. IP Fisipol UGM.

Komalawati, Indriaty, E., & Supartinah, A. (2013a). Profil Jallringan Lunak dan Keras Wajah Lelaki dan Perempuan Dewasa Etnis Aceh Berdasarkan Keturunan Campuran Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Cakradonya Dent Journal, 5(2), 542–618. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/

Komalawati, Indriaty, E., & Supartinah, A. (2013b). Profil Jaringan Lunak dan Keras Wajah Lelaki dan Perempuan Dewasa Etnis Aceh Berdasarkan Keturunan Campuran Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Cakradonya Dent J, 5(2), 542–618.

Kristianus. (2016). Politik dan Strategi Budaya Etnik dalam Pilkada Serentak di Kalimantan Barat. Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review, 1(1), 87–101. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/jpi.v1i1.9182

Kusnandar, V. B. (2022). Jumlah Penduduk Beragama Islam Aceh Menurut Kabupaten/Kota (2021). Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/14/aceh-utara-miliki-pemeluk-islam-terbesar-di-aceh-pada-2021#:~:text=Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan,mayaoritas penduduk Aceh adalah muslim.

Lele, G. (2021). Asymmetric decentralization, accommodation and separatist conflict: lessons from Aceh and Papua, Indonesia. Territory, Politics, Governance, 1–19. https://doi.org/10.1080/21622671.2021.1875036

Lopulalan, J. E. (2018). Jati diri orang asli papua dalam pusaran otonomi khusus di Provinsi Papua Barat. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 15(1), 37–49. https://doi.org/10.21831/socia.v15i1.20801

Marhamah. (2018). Pendidikan Dayah dan Perkembangannya di Aceh. At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, 10(1), 71–92.

Marzaniar, P. (2022). Resolusi Konflik Di Asia: Analisis Perbandingan Aceh Dan Sri Langka. Al-Ijtima`i: International Journal of Government and Social Science, 8(1), 57–68. https://doi.org/10.22373/jai.v8i1.1943

Miles, M. B. , Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. UI Press.

Muchsin, M. A. (2018). Kesultanan Peureulak dan Diskursus Titik Nol Peradaban Islam Nusantara. Journal of Contemporary Islam and Muslim Societis, 2(2). https://doi.org/10.30821/jcims.v2i2.3154

Nizar, A. A., Pramono, B., & Gunawan, R. (2021). KONFLIK SOSIAL ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA (Study Strategi dan Kampanye Militer di Kota Balik Papan). Jurnal Inovasi Penelitian, 2(5), 1461–1468. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/view/938

Nurlaila, & Zulihafnani. (2019). Pengaruh Fatwa Ulama Dayah Dalam Masyarakat Aceh. Substantia, 21(2), 93–103. https://core.ac.uk/download/pdf/293472206.pdf

Pane, E. (2016). Eksistensi Mahkamah Syar’iyah Sebagai Perwujudan Kekuasaan Kehakiman. Al-’Adalah, XIII(1), 39–52.

Papua Barat Pos. (2021, May 4). OAP Jadi Hakim Masih Minim, Apalagi Jadi Ketua Pengadilan. Papua Barat Pos.

Rafsanjani, J. A. F. N., & Ras, A. R. (2022). Resolusi Konflik Papua Dalam Perspektif Strategi Kontrainsergensi Kontemporer Menggunakan The Dynamic Trust Model. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(4), 2022. https://doi.org/https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i4.6758

Rakia, A. S. R. S. (2021). Kewenangan Khusus Majelis Rakyat Papua Terhadap Pembentukan Perdasus. Justisi, 7(1), 14–25.

Rengen, Y. (2017). KELEMBAGAAN MAJELIS RAKYAT PAPUA BARAT (MRP-PB) DALAM OTONOMI KHUSUS 2017. Journal of Governance and Public Policy, 4(3). https://doi.org/10.18196/jgpp.4388

Riski, M. (2022). Peran Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Dalam Menerbitkan Qanun Jinayat Dalam Sistem Hukum Tata Negara. Jurnal Justisia, 7(1), 147–167.

Rozi, S. (2019). Politik identitas: Problematika dan Paradigma Solusi Keetnisan versus Keindonesiaan di Aceh, Riau, Bali, dan Papua. PT. Bumi Aksara.

Rumansara, E. H. (2015). Memahami Kebudayaan Lokal Papua: Suatu Pendekatan Pembangunan Yang Manusiawi di Tanah Papua. Ekologi Birokrasi, 1(1), 47–58.

Safriadi. (2022). Dayah dan Resolusi Konflik di Aceh (Suatu Kajian Terhadap Penguatan Perdamaian di Aceh). Jurnal Geuthèë, 5(2), 149–160.

Sahlan, M., Fajarni, S., Ikramatoun, S., Kamil, A. I., & Ilham, I. (2019). The Roles of Ulama in the process of Post-Conflict Reconciliation in Aceh. Society, 7(2), 251–267. https://doi.org/10.33019/society.v7i2.106

Sahlan, M., Ilham, I., Amin, K., & Kamil, A. I. (2022). Pendekatan Budaya dalam Resolusi Konflik Politik Aceh: Suatu Catatan Reflektif. Jurnal Sosiologi USK (Media Pemikiran & Aplikasi), 16(1), 28–41. https://doi.org/10.24815/jsu.v16i1.25272

Sanur, D. (2020). Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus di Aceh. Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri Dan Hubungan Internasional, 11(1), 65–83. https://doi.org/10.22212/jp.v11i1.1580

Sari, E. (2016a). Kebangkitan Politik Identitas Islam Pada Arena Pemilihan Gubernur Jakarta. JKritis: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin, 2(2), 145–156. http://journal.unhas.ac.id/index.php/kritis

Sari, E. (2016b). Kebangkitan Politik Identitas Islam Pada Arena Pemilihan Gubernur Jakarta. Kritis: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 2(2), 145–156.

Solikah, L. (2013). Perkembangan Agama dan Budaya Islam di Aceh Pada Masa Sultan Iskandar Muda (1607-1637). Avatara: E-Journal Pendidikan Sejarah, 1(1), 44–51.

Suharyo. (2018). Otonomi Khusus di Aceh dan Papua di Tengah Fenomena Korupsi, Suatu Strategi Penindakan Hukum. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 18(3), 305–318. https://doi.org/10.30641/dejure.2018.v18.305-318

Sukri. (2016). Keniscayaan konflik dalam masyarakat demokrasi. Jurnal Politik Profetik, 04(2), 153–170. https://www.researchgate.net/publication/318656961_Otoritarianisme_dan_Dukungan_terhadap_Demokrasi_Kajian_Meta_Analisis

Supriadi, Nirzalin, & Mursyidin. (2022). Peran dan Gagasan Susilo Bambang Yudhoyono dalam Resolusi Konflik Aceh. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia, 3 (3)(November), 201–214. https://doi.org/10.22373/jsai.v3i3.2052

Syahriman, A., & Mulyana, A. (2021). Multikulturalisme: Analisis Wacana Buku Teks Pelajaran Sejarah. Jazirah: Jurnal Peradaban Dan Kebudayaan, 2(1), 17–31. https://doi.org/10.51190/jazirah.v2i1.22

Tauda, G. A. (2018). Desain Desentralisasi Asimetris Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Administrative Law and Governance Journal, 1(4), 413–435. https://doi.org/10.14710/alj.v1i4.413-435

Tihabsah. (2022). Aceh Memiliki Bahasa, Suku, Adat Dan Beragam Budaya. Serambi Akademica, X(7), 738–748.

Uamang, A., Gunawan, C. I., & Sasmito, C. (2018). Implementasi Otonomi Khusus Provinsi Papua Dalam Ketahanan Wilayah NKRI Di Pemerintah Kebupaten Mimika (Studi Pada Pengelolaan Dana Desa Distrik Jila Tahun 2016-2017). Reformasi, 8(1), 47–57.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua

UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua

Yani, A., & Prasetyo, M. A. M. (2021). Peran Majelis Permusyawaratan Ulama dalam Meningkatkan Akreditasi Pesantren di Kabupaten Bener Meriah. Idarah (Jurnal Pendidikan Dan Kependidikan), 5(1), 49–60. https://doi.org/10.47766/idarah.v5i1.1444




DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jim.v8i4.2024.1896-1907

Article Metrics

Abstract view : 518 times
PDF - 80 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.