PENGARUH BERBAGAI DOSIS FOSFOR DAN PEMANGKASAN BAGIAN PUCUK TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI HIAS UNGARA

Givrael Bima Christi, Didik Wisnu Widjajanto, Sutarno Sutarno

Abstract


Tanaman cabai (Capsicum annum L.) saat ini diminati sebagai tanaman hias. Salah satu varietas cabai hias yang cukup terkenal yaitu cabai hias varietas Ungara. Cabai hias Ungara memiliki warna buah ungu kehitaman hingga merah, bentuk buah membulat, termasuk memiliki tinggi tanaman yang tinggi dibandingkan cabai hias lainnya karena tidak mengalami pemendekan ruas. Cabai Ungara memiliki umur bunga lebih lama dan umur panen buah yang lebih lama. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis fosfor berbasis air cucian beras dan pemangkasan pucuk terhadap pertumbuhan cabai hias Ungara. Penelitian dilaksanakan pada Januari 2021-Mei 2021 di greenhouse Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.Penelitian menggunakan percobaan faktorialdengan rancangan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor pertama adalah dosis fosfor berbasis air cucian beras (B) yaitu kontrol (B0), 54,94 kg P2O5/ha atau setara4,5 L air cucian beras (B1), 73,2 kg P2O5/ha atau setara6 L air cucian beras (B2) dan 91,49 kg P2O5/ha atau setara 7,5 L air cucian beras (B3). Faktor kedua adalah waktu pemangkasan pucuk (P) yaitu kontrol (P0), 14 hari stelah semai, HSS (P1), 21 HSS (P2), 28 HSS (P3). Data dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA dan pada parameter yang menunjukkan pengaruh yang nyata dari perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, produksi, jumlah buah dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berbagai dosis fosfor menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah buah lebih rendah dibandingkan kontrol, sedangkan bobot per buah lebih tinggi dari kontrol. Perlakuan dengan berbagai dosis fosfor dan pemangkasan pucuk tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun dan produksi tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi fosfor melalui air cucian beras masih terlalu dini sehingga pertumbuhan cabai hias Ungara terhambat. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi fosfor melalui air cucian beras sebaiknya mempertimbangkan waktu yang tepat.


Keywords


cabai hias, pemangkasan, fosfor

References


Abdillah, M. H., Maimunah. 2021. Pengaruh kombinasi ampas teh dan leri pada sifat kimia ultisol terhadap produksi tanaman cabai rawit. J. Ziraa’ah, 46 (1) : 22 – 31.

Alfauzaan. D. F. A., Warid. 2021. Consumer preference for some genotypes of ornamental chili (Capsicum spp.) population F2. International e-Conference on Sustainable Agriculture and Farming System

Alpianto, J., I. Umran., R. W. Nusantara. 2021. Uji isolat mikoriza dan pupuk SP-36 terhadap serapan fosfat pada tanaman jagung di tanah gambut. J. Sains Mahasiswa Pertanian, 10 (2) : 21 – 33.

Aminuddin, M. I. 2017. Respon pemberian pupuk MKP dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.). J. Agroradix, 1 (1) : 44 – 57.

Amisnaipa, A. D. Susila, S. Susanto, D. Nursyamsi. 2014. Penentuan metode ekstraksi P Tanah Inceptisols untuk tanaman cabai. J. Hort, 24 (1) : 42 – 48.

Constantia, J., R. S. Ferniah. 2020. Pertumbuhan vegetatif tanaman cabai pelangi (Capsicum annuum L.) pada perlakuan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), kombinasi PGPR-pupuk, dan PGPR-kompos. J. Agric, 32 (2) : 95 – 104.

Desita, A. Y., D. Sukma., dan M. Syukur. 2015. Evaluasi karakter hortikultura galur cabai hias IPB di kebun percobaan Leuwikopo. J. Hort, 6(2) : 116-123.

Fadilah, A. N., S. Darmanti dan S Haryati. 2019. Pengaruh penyiraman air cucian beras fermentasi satu hari dan fermentasi lima belas hari terhadap kadar pigmen fotosintetik dan pertumbuhan vegetatif tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Bioma, 21 (1) : 47 – 54.

Fauzaan. D. F. A., Warid. 2020. Evaluasikarakter terhadap beberapa genotipe cabai hias (Capsicum spp.) populasi F2. J. Bioindustri, 3 (1) : 503 – 517.

Febriyanti., L. P. Taib., D. Kurniadi., A. Ainina. 2021. Descriptive results of vegetative growth of rawit chili Malita FM after giving liquid organic fertilizer rice water. J. Multidisciplinary Peer Reviewed, 7 (2) : 282 -287.

Hapsoh, S., M. Syukur., Y. Wahyu., Widodo. 2016. Pewarisan karakter kualitatif cabai hias hasil persilangan cabai besar dan cabai rawit. J. Agron Indonesia, 44 (3) : 286 – 291.

Haryadi, R., Darmiyana., E. E. S. Asih., E. S. Masitoh., I. N. Afriyanti., N. D. Anggriani., F. Wijayanti. 2017. Karakteristik cabai merah yang dipengaruhi cahaya matahari. J. Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika, 3 (1) : 16 – 22.

Lisa, B. R. Widiawati., Muhanniah. 2018. Serapan unsur hara fosfor tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) pada aplikasi PGPR dan trichokompos. J. Agrotan, 4 (1) : 57 – 73.

Sahratullah, R. D. A. Saputra., D. Seprianingsih., A. Anggraini. 2020. Pengaruh media tanam tongkol jagung dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit. Prosiding Seminar Nasional IPPeMas : 587 -590.

Sirojuddin, A. S., A. Purwanto., P. Basunanda. 2015. Evaluasi karakter kualitatif dan kuantitatif generasi F1 hasil persilangan cabai hias fish pepper (Capsicum annuum L.) dengan cabai rawit (C. frutescens L.). J. Vegetalika, 4 (3) : 1 – 13.

Sukmawati, K. D., M. Syukur. A. W. Ritonga. 2019. Evaluasi karakter kualitatif dan kuantitatif cabai hias (Capsicum annuum L.) IPB. J. Horticulturae, 3 (1) : 54 – 62.

Tjitra, K. V. L., E. E. Nurlaelih., Sitawati. 2018. Respon tanaman cabai hias terhadap frekuensi pemangkasan dan jenis wadah media tanam pada budidaya di atap bangunan (roof top). J. Produksi Tanaman, 6 (8) : 1803 – 1809.




DOI: http://dx.doi.org/10.31604/jap.v8i1.8130

Article Metrics

Abstract view : 648 times
PDF (Bahasa Indonesia) - 297 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Jurnal AGROHITA
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Jl. Stn Mhd Arief N0 32 Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara

ISSN Online : 2615-336X   ISSN Cetak : 2541-5956

 Lisensi Creative Commons

Jurnal AGROHITA disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.